Belajar? Bercerita? Berpulang?
Diterima menjadi mahasiswa di ITB tentunya memberikan kebahagiaan dan rasa bangga terhadap diri saya sendiri, namun setelah itu muncul pertanyaan “lalu apa selanjutnya?”. Saya yang bertempat tinggal di lampung namun sudah merantau ke tanah pasundan sejak SMA tidak mengeahui banyak hal tentang ITB maupun UBALA ITB. Ketika saya memantapkan diri untuk belajar di ITB baru saya mencari tahu berbagai hal tentang ITB termasuk UBALA ITB. Saat itu saya diundang untuk bergabung di grup line yang berisikan MABA (Mahasiswa Baru) ITB yang berasal dari lampung saat itulah saya mengetahui nama UBALA ITB dan mengira UBALA merupakan suatu perkumpulan mahasiswa ITB yang berasal dari lampung. Seperti halnya MABA (Mahasiswa Baru) di ITB akan melaksanakan OSKM dan OHU yang pada tahun 2016 kedua acara tersebut disatukan menjadi INTEGRASI 2016 saya mendaftarkan diri di beberapa UKM dan saat itulah saya baru mengetahui juga bahwa UBALA ITB bukan hanya suatu tempat berkumpul mahasiswa ITB yang berasal dari lampung namun merukapakan suatu UKM dan dimulai dari saat inilah cerita saya dengan UBALA dimulai
TINGKAT 1
Setelah INTEGRASI 2016 para mahasiswa yang mendaftarkan diri ke UBALA pada tahun 2016 digabungkan pada grup line baru yang berjudul CAUBALA 2016 dan kami diundang untuk datang ke asrama lampung bandung untuk memperkenalkan kaderisasi awal UBALA. Kaderisasi awal inilah yang mengisi berbagai cerita selama semester awal kehidupan di kampus, momen ini juga yang membuat saya makin mengenal angkatan saya lebih dalam terutama ketika mulai mempersiapkan salah satu acara di kaderisasi awal ubala yaitu pagelaran caubala. Proses mempersiapkan pagelaran ini cukup memakan waktu dikarenakan harus melakukan latihan karena saya mendapatkan kesempatan untuk menampilkan tarian yaitu bedana lunik. Eksekusi pagelaran caubala 2016 yang menurut saya sangat bagus menanamkan kesan tersendiri kepada angkatan saya pada saat itu dan untuk saya pribadi juga dikarenakan saya diamanahi sebagai kadiv perizinan oleh ketua pagelaran. Pasca pagelaran, kegiatan kaderisasi awal ubala sudah akan mencapai penghujung dimana kaderisasi awal kami ditutup dengan 2 kegiatan yaitu malamm massa dan diiringi minggu berikutnya dengan pelantikan, sehingga terhitung tanggal 29 Oktober 2016 caubala 2016 berubah nama menjadi anggota biasa UBALA ITB angkatan 2016.
Setelah pelantikan tersebut, angkatan 2016 mulai dikenalkan berbagai kegiatan UBALA seperti forum dan BBU XIII ITB. Kegiatan BBU ITB ini adalah hal baru bagi saya karena saya berSMA diluar lampung. Melalui kegiatan BBU ITB sejak persiapan hingga acara puncak saya banyak belajar berbagai hal yang saya tidak dapatkan di dalam kelas, selain itu BBU ITB juga merupakan kepanitiaan pertama yang saya alamai di kampus.
Memasuki semester 2 pertama kalinya merasakan yang namanya politik kampus, yaitu pemilu. Dari sini juga belajar banyak hal sampai akhirnya saya memutuskan mengambil berkas calon ketua kaderisasi awal UBALA ITB. Selama proses persiapan sampai dengan hearing pemilihan ketua ini menurut saya merupakan proses yang berharga banget karena mendapatkan banyak pembelajaran, banyak ilmu yang didapat dari ubala sendiri dan juga dari Lembaga lain seperti kabinet KM ITB.
TINGKAT 2
Seperti mengatakan roda itu beputar dimana tahun sebelumnya menjadi peserta kaderisasi awal dan tahun ini menjadi panitia kadersasi awal itu sendiri dan mendapatkan amanah sebagai ketua kaderisasi awal, namun baru saja memasuki Tingkat 2 sudah langsung dihadapi dengan KAT, Osjur dan persiapan Kaderisasi awal Ubala yang selanjutnya dinamakan KAGANGAPA. Selama Proses ini lagi – lagi mendapatkan banyak banget pembelajaran dan wawasan baru terkait kampus, UBALA, dan juga kehidupan bersosial. Banyak sekali cerita pengalaman yang dibentuk selama proses pra-kagangapa, eksekusi day kagangapa, hingga pelantikan caubala 2017 menjadi UBALA 2017. Proses Kagangapa ini untuk saya pribadi bukan hanya sekedar menjalankan proker atau yang penting punya kegiatan dikampus, lebih dari itu kagangapa ini membuat saya mengenal ubala itu sendiri, mengenal teman – teman angkatan saya dan mengenal ubala 2017. Tidak hanya soal sosial kagangapa juga memberikan nilai spiritual buat saya pribadi tentang bagaimana besarnya kuasa tuhan menciptakan manusia dengan berbagai pemikiran dan perilaku yang berbeda.
Selama Proses Kagangapa 2017 ini juga saya berkenalan dengan suatu event besar UBALA ITB yaitu LAMPUNG GHAM. Pada tahun 2017 lampung gham bernama “LUSTRUM IV UBALA ITB : Lampung Gham III”. Selama proses persiapan ini juga momen yang menurut saya sangat penting selama berubala dikarena saya merasakan atmosfer lain dari ubala yang sebelumnya dirasakan dan juga lampung gham ini sungguh meninggalkan kesan yang luar biasa bagi seluruh elemen yang terlibat didalamnya.
TINGKAT 3
Jika sebelumnya berbagai kegiatan saya lalui di UBALA pada tahun ini saya sudah tidak terlalu banyak berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ubala lagi dikarenakan adanya amanah di tempat lain dan kegiatan akademik namun pada tahun ini tak luput dari adanya UBALA di kehidupan kampus. Selama tingkat 3 saya lebih banyak berpartisipasi melalui BPA UBALA yang saya sudah menjadi anggota sejak tingkat 1 bahkan hingga saya lulus dari ITB tidak ada yang menggantikan saya sebagai anggota BPA UBALA sebagai perwakilan UBALA 2016. Pada Tahun ini titik balik BPA UBALA menurut saya karena internalisasi BPA dan kegiatan BPA sudah mulai membaik dan terlihat nyata oleh massa UBALA itu sendiri. Menjadi bagian BPA memberikan saya perspektif baru juga sebagai seorang pengawas kegiatan bukan sebagai eksekutor kegiatan. BPA bagi saya menjadi suatu wadah bercerita, bertukar pendapat dan belajar lain di dalam UBALA itu sendiri.
TINGKAT 4
Tahun ini menjadi suatu momen baru baut saya pribadi di UBALA. Ditahun ini merupakan tahun yang cukup menguras energi selain sudah masuk watu mulai mengerjakan TA dan juga memiliki amanh non-akademik ditempat lain namun UBALA memiliki suatu acara penting yang sudah saya tunggu selama 2 tahun yaitu Lampung Gham IV. Mendapatkan amanah sebagai kabid penampilan pada LG IV memakasa saya harus bisa membagi waktu seefektif dan seefisien mungkin agar semua berjalan lancar terkait pembuatan naskah, latihan penampilan serta kegiatan perakademikan. Selain itu LG IV menjadi momentum baru untuk mengenal lagi anggota – anggota baru UBALA dan juga menyebarkan semangat berubala kepada mereka. Namun seperti cerita pada tahun 2020 lainnya, mimpi untuk memeriahkan ITB dengan Lampung Gham IV harus ditunda dikarenakan kondisi covid-19 yang tidak terbendung. Walaupun acara utama LG IV tidak bisa terlaksana namun semangat untuk mengadakan LG itu setidaknya sudah tersampaikan
Demikian cerita saya bersama ubala selama mengarungi kehidupan di kampus gajah. Jika diibaratkan kehidupan dikampusku adalah suatu puzzle maka UBALA menjadi salah satu kepingan puzzle yang cukup banyak untuk menyusun puzzle tersebut.
Kepada UBALA saya ucapkan maaf dan terimakasih.
Kepada kalian yang sudah menyempatkan membaca ini saya ingin menyampaikan terimakasih banyak sudah menyempatkan waktunya. Jika saya menemukan banyak kepingan puzzle di ubala, bukan berarti kamu harus juga menemukan kepingan puzzle mu di UBALA juga, bisa saja dikelas, di Lembaga lain dalam kampus, maupun Lembaga luar kampus namun jangan pernah lupakan ada kepingan puzzle mu di UBALA walaupun kepingan kecil.
Sebagai penutup, pada judul cerita ini ada tanda tanya terkait belajar, bercerita dan berpulang jawabannya adalah UBALA. UBALA tempat belajar berbagai hal diluar kelas, tempat bercerita dan menulis cerita dan juga tempat yang selalu terbuka untuk para anggotanya yang sedang berkembang dikampus berpulang walau hanya sekedar makan mie.
Best Regards!
M. Fadhil Dzaki Syamsul