Lampung merupakan sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatra atau biasa dikenal sebagai gerbang dari Pulau Sumatra dengan ibu kota terletak di Bandar Lampung. Provinsi ini memiliki 2 Kota dan 13 Kabupaten. Hampir setiap daerah tentunya memiliki tempat atau peninggalan bersejarah yang masih terjaga hingga saat ini, begitu juga dengan Provinsi Lampung yang menyimpan keunikan tersendiri di setiap daerahnya. Nah mari kita mengenal tempat-tempat bersejarah di Lampung yang terjaga kelestariannya hingga saat ini!!!
Situs Batu Bedil merupakan peninggalan purbakala yang berada di Dusun Batu Bedil, Desa Gunung Meraksa, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus. Menurut sejarah, situs ini dinamakan Batu Bedil karena warga setempat sering mendengar suara menyerupai senapan (bedil) dari batu bedil berupa batu monolith berbentuk menhir dengan ukuran lebar kurang dari 109 cm dengan tinggi mencapai sekitar 220 cm. Situs ini diperkirakan telah berdiri sekitar akhir abad ke 9 atau awal abad 10.
Rumah Daerah Swatantra Tingkat (atau disingkat Rumah Daswati) merupakan rumah bersejarah yang ada di Provinsi Lampung tepatnya berada di Jalan Tulang Bawang Nomor 11, Enggal, Bandar Lampung. Tempat ini merupakan lokasi pertama yang digunakan para tokoh untuk merumuskan pembentukan Provinsi Lampung yaitu tepatnya pada tanggal 7 Maret 1963. Berkat adanya pertemuan tersebut, status daerah Lampung berubah dari status keresidenan menjadi provinsi atau saat itu disebut daerah swantantra tingkat 1.
Di tempat bersejarah ini terdapat meriam besar buatan zaman Belanda serta benda-benda kuno lainnya seperti lemari, kursi, dan aksara Lampung. Selain itu, juga terdapat makam raja-raja yang pernah bertakhta di Kerajaan Sekala Brak Kepaksian Pernong, tepatnya terletak di belakang kompleks Gedung Dalom atau istana kerajaan di Batubrak.
Museum ini dirintis pembangunannya sejak tahun 1975 dan diresmikan pada tanggal 24 September 1988 bersamaan dengan Hari Aksara Internasional. Museum ini terletak di Jalan ZA. Pagar Alam nomor, Gedong Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung. Berdasarkan data tahun 2011, di dalam Museum Lampung tersimpan 4.735 buah benda koleksi termasuk benda peninggalan zaman prasejarah, zaman Hindu-Budha, zaman kedatangan Islam, masa penjajahan atau kolonial dan pasca kemerdekaan yang ditampilkan pada bagian tersendiri.
Prasasti Palas Pasemah (batu tulis) terletak Desa Palas Pasemah, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan. Batu tulis ini ditemukan pada tahun 1996 dan merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ditulis dalam 13 baris berhuruf Pallawa dan Bahasa Melayu kuno dengan isi berupa kutukan akibat tidak patuh dan tunduk kepada penguasa Sriwijaya.
Taman Purbakala Pugung Raharjo adalah situs arkeologi yang berada di Desa Pugung Raharjo, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur. Situs ini ditemukan pada tahun 1957 dan menjadi salah satu peninggalan sejarah yang sangat berharga berupa taman Purbakala seluas 30 hektar berisi peninggalan zaman Hindu dan Budha seperti Arca, Prasasti, Batu Mayat atau Batu Kandang, Punden Berundak, dan lain-lain.
Peninggalan sejarah seharusnya tetap dilestarikan dan dirawat agar tidak terlupakan dan sebagai bentuk penghargaan kita atas perjuangan para pahlawan dalam menghadapi penjajahan yang terjadi pada masa lalu. Peninggalan sejarah adalah sebagai bukti fisik akan kejadian di masa lampau, peninggalan sejarah dapat dijadikan sebagai pembelajaran dimasa yang akan datang tentang kehidupan pada zaman dahulu. Selain itu, melestarikan peninggalan sejarah adalah salah satu bentuk kita menghargai perjuangan para pahlawan dan agar generasi berikutnya dapat mengenang dan mengingat apa saja yg dilakukan para pendahulunya dan agar bisa menjaganya dengan baik. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk melestarikan peninggalan sejarah yaitu memelihara peninggalan sejarah sebaik-baiknya, melestarikan benda sejarah tersebut agar tidak rusak, baik oleh faktor alam maupun buatan, tidak mencoret-coret benda peninggalan sejarah, dan turut menjaga kebersihan dan keutuhan.
REFERENSI
A. Triaristina and V. Rachmedita, βSitusβSitus Sejarah di Lampung Sebagai Sumber Belajar Sejarah,β J. Res. Soc. Sci. Humanit., vol. 1,
no. 2, pp. 69β77, 2021, doi: 10.47679/jrssh.v1i2.16.
Bukri, H. Sayuti, Soepangat, and Sukiji, βSejarah Daerah Lampung,β pp. 1β200, 1998.